gambar

Selasa, 20 November 2018

Tanggapan KPAI terhadap full day school

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Asrorun Ni'am Sholeh menilai, wacana "Full Day School" jika diterapkan akan mengganggu kehidupan sosialisasi anak sehari-hari. Menurut dia, menghabiskan waktu dengan durasi panjang di sekolah dapat mengganggu intensitas interaksi anak. "Anak-anak butuh interaksi dengan teman sebaya di sekolah, teman di lingkungan tempat tinggal, dan dengan keluarga di rumah," ujar Asrorun melalui keterangan tertulis, Selasa (9/8/2016). Asrorun mengatakan, masing-masing siswa memiliki kondisi yang berbeda-beda dan tak bisa disamakan.

 Ada siswa yang orangtuanya bekerja di rumah, ada juga yang tak bekerja. Bagi orangtua yang tidak bekerja, tentu akan mengurangi intensitas pertemuan dengan anaknya. "Bahkan, dalam kondisi tertentu, anak jangan lama-lama di sekolah, agar cepat berinteraksi dengan orangtua. Apalagi yang kelas 1 SD," kata Asrorun. (baca: Ongkos Mahal Gagasan "Mengajar 12 Jam" dan "Full Day School") Asrorun menilai, wacana ini justru akan merugikan anak. 

Terlebih tanpa didahului kajian yang matang. Meski ada beberapa sekolah yang menerapkan sekolah seharian penuh, tetapi penerapannya tidak bisa disamaratakan dengan sekolah lain. "Kebijakan pendidikan apalagi yang bersifat nasional tidak bisa didasarkan pengalaman orang perorang. Pengambilan kebijakan nasional tidak boleh parsial.

Tidak boleh hanya berdasar kepada pengalaman pribadi," kata dia. Menurut Asrorun, penerapan suatu program harus diikuti dengan perbaikan yang memadai. Caranya bukan dengan "mengurung" anak seharian di sekolah, melainkan dengan perbaikan sistem pendidikan. Salah satunya dengan menjadikan lingkungan sekolah yang ramah bagi anak. Selain itu, Asrorun menilai, memanjangkan waktu di sekolah justru berpotensi timbulnya kekerasan di lingkungan sekolah.

 Dalam wacana ini, kata Asrorun, ada sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama, adanya penambahan beban guru. Kemudian, disertai juga penambahan buaya untuk kegiatan. Orangtua pun harus menyesuaikan waktu untuk melakukan kegiatan bersama anak yang sebelumnya sudah terbiasa dilakukan. "Pertimbangkan juga anak yang harus membantu orangtua dan keragaman kondisi sosial di berbagai daerah," kata Asrorun. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sebelumnya mengatakan, Presiden Joko Widodo telah berpesan bahwa kondisi ideal pendidikan di Indonesia adalah ketika dua aspek pendidikan bagi siswa terpenuhi.

sumber:kilck in here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar